BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dalam membahas genetika selalu dijumpai hukum mendel,persilangan,istilah monohibrid.dihibrid, fenotip dan genotip dan sebagainya. Dimulai dari hukum mendel 1, terjadi persilangan monohibrid ( satu sifat beda). Terkadang mempelajari hukum mendel 1 ini tidak cukup hanyadi kuliah tatap muka saja. Perlu adanya metode langsung yang dipaparkan. Salah satu metode itu adalah praktikum ini. Yaitu mengaplikasikan atau membuktikan hukum mendel 1 apakah hukum itu benar atau salah.
Pembuktian ini sangatlah penting karena untuk mempelajari genetika ke depannya sangat diperlukan pemahaman akan dasar dari persilangan itu sendiri.sehingga pelajaran selanjutnya bisa diikuti dengan baik. Pembuktian hukum mendel 1 dapat menjadikan dalam mengaplikasikan nya dapat lebih mudah.
1.2 Tujuan
adapun tujuan dilaksanakan praktikum adalah :
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan hukum mendel
adapun tujuan dilaksanakan praktikum adalah :
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan hukum mendel
2. menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan
3. memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, dan fenotip
1.3 Dasar teori
Beberapa teori awal tentang hereditasyang telah dikemukakan sebelumnya tidak dapat dijadikan suatu hukum. Hukum tentang hereditas baru ditemukan pada tahun 1900 berdasarkan perumusan kembali hipotesis yang dikeluarkan oleh biarawan austria bernama gregor mendel (1822-1884). Ilmuwan tersebut berjasa besar dalam mengembangkan prinsip-prinsip dasar genetika modern sehingga dikenal sebagai bapak genetika. Ia menunjukkan bahwa faktor penentu sifat dibagikan dalam unit-unit terpisah dan diwariskan secara acak(bebas).
Percobaan mendel dilakukan selama delapan tahun (1856-1863). Pada tahun 1900,Karl Correns(jerman) , De vries (Belanda) dan Erick tschermakm( austria) mengakui kebenaran prinsip-prinsip genetik yang dikemukakan oleh mendel. Para ahli merumuskan teori mendel sebagai hukum mendel 1 yang dikenal sebagai hukum pemisahan gen sealel yang berbunyi :”semasa pembentukan gamet pasangan alel suatu gen terpisah dan terdapat dalam gamet yang berlainan”(anonim,2011)
Hukum ini disebut juga hukum segregasi :”pada waktu pembentukan gamet,maka alel-alel pada sel dioloid bersegregasi (memisah) secara bebas ke dalam sel-sel gamet(yang haploid)”. Prinsip yang terkandung dalam hukum segregasi adalah setiap organisme mengandung dua faktor untuk setiap sifat, dan faktor-faktor bersegregasi ( terjadi pemisahan pasangan).
Individu heterozygot Tt menghasilkan peluang gamet T (50%) dan gamet t(50%). Dari perkawinan sesama heterozygot (Tt), proporsi atau peluang fenotip dominan 75% sedangkan peluang fenotip ressesif 25%.
Dari perkawinan sesama heterozigot, dapat diprediksi besar peluang besar genotip homozigot dominan dan homozigot resesif masing-masing 25%,sedangkan peluang heterozigot 50%.
Pertama kali Mendel mempelajari pewarisan sifat pada bentuk biji. Persilangan yang melibatkan hanya satu sifat saja disebut sebagai persilangan monohibrid. Generasi tetua induk ditandai sebagai generasi P1 (parental pertama). Hasil persilangan (hibridisasi) antar parental disebut hibrid dan diberi label generasi F1 (filial pertama). Biji generasi F1 ditumbuhkan dan akhirnya menjadi tanaman F1.tanaman generasi F1 melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan biji generasi F2.(arif priadi dan tri silawati,2002)
Berdasarkan hasil percobaan,Mendel membuat suatu hipotesis,yaitu :
1) Terdapat hubungan dominan-resesif antar faktor penentu sifat(prinsip dominansi).
2) Faktor-faktor hereditas terpisah saat pembentukan gamet dan setiap gamet hanya membawa satu salinan dari setiap faktor
Berdasarkan hipotesis muncul hukum Mendel pertama tentang hereditas,yaitu hukum segregasi. Prinsip yang terkandung dalam hukum segregasi adalah setiap organisme mengandung dua faktor untuk setiap sifat, dan faktor-faktor bersegregasi ( terjadi pemisahan pasangan).
Berdasarkan kemungkinan bahwa tiap gamet menerima ½ dari pasangan alel yaitu segregasi W dan w = 50:50. Menghitung nisbah segregasi sebagai berikut :
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ WW=1
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ Ww
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ Ww
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ ww =1 1ww
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ WW=1
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ Ww
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ Ww
½ W, ½ W ½ x ½ ¼ ww =1 1ww
Kenyataan tentang faktor dari Mendel(gen-gen):
1. Gen-gen berada dalam keadaan berpasangan (alel)
2. Gen-gen memisah(segregasi) dalam sel kelamin (tepung sari dan sel telur),satu alel menuju salah satu sel kelamin.
3. Gen tersusun secara rambang dalam tepung sari dan sel telur.
4. Sifat gen tetap dari generasi ke generasi
Hasil percobaa Mendel (stern and sherwood,1966)
Mendel membuat catatan-catatan sendiri yang teliti dan dari banyak persilangan—persilangan yang dibuatnya ia melaporkan hasil biji bulat dan berkerut sebagai berikut :
Tetua WW x ww
F1 Ww (bulat)
F2 5.474 bulat : 1.850 berkerut
Tetua WW x ww
F1 Ww (bulat)
F2 5.474 bulat : 1.850 berkerut
2,96 : 1
Mendel membuat persilangan resiproknya dan memperoleh nisbah yang sama 3:1 untuk sifat di atas dan enam sifat lainnya. Hasil yang hampir tepat ini tidak selalu diiperoleh pada semua percobaan monohibrida. Sejauh mana ketepatan ini ditentukan dengan analisis chi-kuadrat. ( LV.crowder , 2010)
BAB II
Bahan dan Metode Praktikum
Bahan dan Metode Praktikum
2.1 Alat dan Bahan
· Model gen (kancing genetik) 2 warna
· Dua buah stoples
2.2. Metode Praktikum
1. ambillah model gen merah dan putih,masing-masing 30 pasang atau 60 biji ( 30 jantan dan 30 betina)
2. sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. Bukalah pasangan gen di atas (langkah2) ,ini dimisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet,baik oleh individu merah ataupun individu putih.
4. Gabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini mengambarkan hasil silangan atau F1,keturunan individu merah dan individu putih.
5. Pisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini mengambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1
6. Selanjutnya semuamendel gen jantan baik merah maupun putih masukkan ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples betina.
7. Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples,kemudian pasangkan
8. Lakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat setiap pasangan gen yang terambil ke dalam tabel pencatatan.
9. Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil(langkah8) ke dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi. Lakukan percobaan untuk pengambilan 20x,40x,dan 60x
BAB III
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20 x
No | Pasangan | Tabulasi ijiran | Jumlah |
1 | Merah-Merah | IIII | 5 |
2 | Merah-Putih | IIII IIII | 9 |
3 | Putih-Putih | IIII I | 6 |
Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40 x
No | Pasangan | Tabulasi ijiran | Jumlah |
1 | Merah-Merah | IIII IIII | 9 |
2 | Merah-Putih | IIII IIII IIII IIII III | 23 |
3 | Putih-Putih | IIII III | 8 |
Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60x
No | Pasangan | Tabulasi ijiran | Jumlah |
1 | Merah-Merah | IIII IIII IIII | 15 |
2 | Merah-Putih | IIII IIII IIII IIII IIII III | 28 |
3 | Putih-Putih | IIII IIII IIII II | 17 |
Tabel 4. Perbandingan nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20 x
Fenotipe | Pengamatan (Observasi=O) | Harapan (expected) | Deviasi (O-E) |
Merah | 14 | 15 | -1 |
Putih | 6 | 5 | +1 |
total | 20 | 20 | |
Tabel 5. Perbandingan nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40 x
Fenotipe | Pengamatan (Observasi=O) | Harapan (Expected) | Deviasi (O-E) |
Merah | 32 | 30 | +2 |
Putih | 8 | 10 | -2 |
Total | 40 | 40 | |
Tabel 6. Perbandingan nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60 x
Fenotip | Pengamatan (Observasi=O) | Harapan (Expected) | Deviasi (O-E) |
Merah | 43 | 45 | -2 |
Putih | 17 | 15 | +2 |
Total | 60 | 60 | |
BAB IV
Pembahasan
Pembahasan
Pada data yang tersebut diatas didapatkan bahwa angka-angka perbandingan sesuai dengan hukum mendel. Berikut pembahasan perbandingannya:
Tabel 1.
didapatkan Merah-Merah : Merah-Putih : Putih-Putih = 5:9:6
= 1,1 : 2 : 1,2
didapatkan Merah-Merah : Merah-Putih : Putih-Putih = 5:9:6
= 1,1 : 2 : 1,2
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa teori perbandingan hukum mendel I benar,karena data atau perbandingan yang kami dapatkan hampir sama dengan yang dibuat mendel.
Tabel 2.
didapatkan Merah-Merah : Merah-Putih : Putih-Putih = 9:23:8
= 0,8 : 2 : 0,7
didapatkan Merah-Merah : Merah-Putih : Putih-Putih = 9:23:8
= 0,8 : 2 : 0,7
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa teori perbandingan hukum mendel I benar,karena data atau perbandingan yang kami dapatkan hampir sama dengan yang dibuat mendel.
Tabel 3.
didapatkan Merah-Merah : Merah-Putih : Putih-Putih = 15:28:17
= 1,07 : 2 : 1,2
didapatkan Merah-Merah : Merah-Putih : Putih-Putih = 15:28:17
= 1,07 : 2 : 1,2
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa teori perbandingan hukum mendel I benar,karena data atau perbandingan yang kami dapatkan hampir sama dengan yang dibuat mendel.
Perbandingan /nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Hrapan/teoritis/expected (E) untuk 20x,40x,60x pengambilan. Data yang kami temukan setelah melakukan percobaan mengambil kemungkinan terjadi perbandingan hasil persilangan. Berdasarkan tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 perbandingannya hampir sama dengan perbandingan Mendel. Berikut selisih data yang ditemukan:
Pada tabel 4.
dari hasil pengamatan didapat data fenotip Merah 14 dan putih 6. Data tersebut memiliki selisih/deviasi -1 pada Merah dan +1 pada Putih. Karena nilai yang didapat Mendel adalah Merah 15 dan putih 5.
perbandingan fenotip pada Mendel adalah 3:1. Sedangkan hasil pengamatan perbandingannya 2,8 : 1,2 . Pengamatan yang kami lakukan belum sama dengan perbandingan mendel atau mendekati nisbah perbandingan Mendel.
dari hasil pengamatan didapat data fenotip Merah 14 dan putih 6. Data tersebut memiliki selisih/deviasi -1 pada Merah dan +1 pada Putih. Karena nilai yang didapat Mendel adalah Merah 15 dan putih 5.
perbandingan fenotip pada Mendel adalah 3:1. Sedangkan hasil pengamatan perbandingannya 2,8 : 1,2 . Pengamatan yang kami lakukan belum sama dengan perbandingan mendel atau mendekati nisbah perbandingan Mendel.
Tabel 5.
dari hasil pengamatan didapat data fenotip Merah 32 dan putih 8. Data tersebut memiliki selisih/deviasi +2 pada Merah dan -2 pada Putih. Karena nilai yang didapat Mendel adalah Merah 30 dan putih 10.
Perbandingan fenoyip mendel adalah 3:1. Sedangkan hasil pengamatan perbandingannya 3,2 : 0,8 . Pengamatan yang kami lakukan belum sama dengan perbandingan mendel atau mendekati nisbah perbandingan Mendel.
dari hasil pengamatan didapat data fenotip Merah 32 dan putih 8. Data tersebut memiliki selisih/deviasi +2 pada Merah dan -2 pada Putih. Karena nilai yang didapat Mendel adalah Merah 30 dan putih 10.
Perbandingan fenoyip mendel adalah 3:1. Sedangkan hasil pengamatan perbandingannya 3,2 : 0,8 . Pengamatan yang kami lakukan belum sama dengan perbandingan mendel atau mendekati nisbah perbandingan Mendel.
Tabel 6.
dari hasil pengamatan didapat data fenotip Merah 43 dan putih 17. Data tersebut memiliki selisih/deviasi -2 pada Merah dan +2 pada Putih. Karena nilai yang didapat Mendel adalah Merah 45 dan putih 15.
Perbandingan fenoyip mendel adalah 3:1. Sedangkan hasil pengamatan perbandingannya 2,86 : 1,13 . Pengamatan yang kami lakukan belum sama dengan perbandingan mendel atau mendekati nisbah perbandingan Mendel.
dari hasil pengamatan didapat data fenotip Merah 43 dan putih 17. Data tersebut memiliki selisih/deviasi -2 pada Merah dan +2 pada Putih. Karena nilai yang didapat Mendel adalah Merah 45 dan putih 15.
Perbandingan fenoyip mendel adalah 3:1. Sedangkan hasil pengamatan perbandingannya 2,86 : 1,13 . Pengamatan yang kami lakukan belum sama dengan perbandingan mendel atau mendekati nisbah perbandingan Mendel.
Dari semua pengamatan diatas dapat diketahui perbandingan genotip dan fenotip nya. Perbandingan genotip dilihat pada tabel 1,2 dan 3 dengan perbandingan Mendel 1:2:1.jadi genotip adalah susunan genetik yang tak tampak, hanya dapat disimpulkan dengan huruf-huruf atau warna dominan dan resesifnya.
Perbandingan fenotip dilihat pada tabel 4,5 dan 6 dengan perbandingan Mendel 3:1. Jadi fenotip adalah sifat/karakter yang tampak,seperti warna, bentuk,tipe pertumbuhan. Fenotip ditentukan oleh genotip dan lingkungan.
Pada tabel 4,5 dan 6 perbandingan yang berwarna Merah lebih besar dari yang berwarna putih. Artinya warna merah merupakan sifat alel dominan. Dominan adalah alel yang ekspresinya menutupi partner alel dari lokus lain gen yang sama dari kromosom yang homolog. Pada tabel 4,5 dan 6 perbandingan yang berwarna putih lebih kecil dari yang berwarna merah. Artinya warna putih merupakan sifat alel resesif. Resesif adalah alel pada suatu sel diploid yang ekspresinya ditutupi oleh partner alelnya yang dominan.
BAB V
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan diatas dapat disimpulkan :
1. Angka perbandingan menurut hukum mendel I adalah benar
2. Nisbah pengamatan mendekati teoritis yang ditemukan oleh Mendel
3. Sifat dominan adalah sifat yang banyak muncul atau mendominasi hasil persilangan
4. Sifat resesif adalah sifat yang sedikit atau kecil muncul dari hasil persilangan
5. Genotipe adalah susunan gen yang tidak tampak
6. Fenotip adalah ciri/karakter yang tampak pada suatu organisme
Daftar Pustaka
Anonim.2011. Target Masuk SNMPTN. Yogyakarta : Kendi Mas Media
Anonim.2011. Panduan Materi SNMPTN. Padang : GAMA
Priadi,arif dan tri silawati. 2002. Biologi 3. Jakarta: yudhistira
V,CrowderL. 2010.Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar